Sunday, December 30, 2012

perjalanan di KKIA FULDFK

Sebuah pengingat untuk waktu setahun yang telah kita lalui bersama..

Bismillahirrahmanirrahim.
Bermimpilah, biarkan tuhan memeluk mimpi-mimpimu (arai)
Dina berharap melalui KKIA ini, suatu saat kedokteran Islam bisa kembali lagi ke masa kejayaannya kayak zaman keemasan Islam dulu...di saat ilmu kedokteran dunia itu memang Islam yang jadi sumbernya, bukan kedokteran eropa dll...nah, skrg kan sudah ada inisiasi untuk mengarah kesana tapi mgkin ada satu hal yang agak ketinggalan kak yaitu evidence based medicine..kedokteran eropa/amerika skrg kuat krena basic EBM nya kuat sebenernya basis kedokteran Islam kita juga jauh lebih kuat dripada mereka, yaitu Al-Qur'an dan Hadist misalnya basis pengobatan dengan madu atau bekam itu semua ada dasarnya di Al-Qur'an dan Hadist sumber yang paling "EBM".
tapi mungkin kurang dibarengi dengan definisi "EBM" nya yang dipahami dunia kedokteran sekarang kak...*maaf ya klo agak rempong ~~" maksudnya gini kak,, kedokteran Islam masih agak kurang di penelitiannya kedokteran eropa / amerika kuat di sana.. di penelitian.. penelitian udah kayak "bahasa" bagi kelompok ilmiah..nah, kita kan sebaiknya berdakwah dengan "bahasa" suatu kaum jadi klo kita bisa menguasai "bahasa" di kelompok ilmiah ini yaitu "bahasa penelitian", insya Allah EBM thdap kedokteran Islam ini bisa lebih kuat..
wallahua'alam bishshawab...
(DINA FITRI FAUZIAH)
mimpi lani kayaknya lebih sederhana ni kak ^^"
lani ingin, insya Allah, dokter2  muslim d indonesia mmg adalah 'dokter muslim sejati'. mereka selain muslim yang baik, jg mempunyai prinsip islam yg baik dalam menjalankan tugas2nya. islam dan kedokteran tidak hal yang bersifat separated lg, tp mmg united dalam pemahaman dan prakteknya. apapun tindakan yang dlakukan dokter muslim, semua diawali dg bismillah, niat yg lurus, dan cara yg diridhoi o Allah (baca: sesuai dg ajaran islam). mereka jg update dg isu2 kedokteran islam kontemporer. muslim yang baik + dokter yg baik intinya. itu jg salah satu alasan lani memilih kkia dg kajian nya d bidang kedokteran islam, kt 'mempelopori' dan 'memfasilitasi' harapan dokter2 muslim u menjadi dokter yang paham betul bgmn landasan islam dalam setiap prakteknya
(MUTIA LAILANI)
impian sy buat KKIA, pertama bisa mensolusi permasalahan taun lalu yang belum selesai di period sebelumnya..
kedua, bisa menampung, merealisasi inovasi2 dari dalam KKIA, maupun dari luarnya, yang mana inovasi2 itu memang sesuai dengan ranah kerja KKIA, sesuai dengan kapasitasnya, memenuhi prioritas yang tepat, dan realistis untuk direalisasikan dalam period ini, atau setidaknya inovasi itu bisa di wacanakan terlebih dahulu, di internalisasikan, dan mungkin dilaksanakan di period selanjutnya
ketiga, peka terhadap publik, secara umum di Indonesia, secara khusus di profesi kedokteran. hal ini penting, ketika memang ada wacana, issue, ataupun masalah publik yang penyelesaiannya bisa di ambil alih KKIA, sesuai dengan ranah kerja KKIA, dan kapasitas KKIA, sebaiknya itu kita upayakan untuk bisa diselesaikan, ditanggapi,dll.
keempat, keSOLIDan internal yang sinergis dan professional.hal ini jauh lebih penting. tanpa kesolidan internal yang seperti diatas, poin satu sampai tiga pun jadi susah untuk dicapai. biar sebanding, maka diskusi dan kepahaman ilmu di internal harus kuat, dan ini membutuhkan kesolidan internal yang kuat. yang sinergis, dan professional :)
^^
(M. HAYDAR)
Ini mimpiku kawan......
1.Bersatunya lembaga dakwah kampus yang ada di seluruh indonesia khususnya LDFK untuk terwujudnya gerak langkah yang sinergis sehingga mudah untuk mencapai asa insyaallah...
Bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat akan sejarah bangsanya...
Sebelum tahun 1905 (sejarah indonesia versi islam, bukan versi ghazwul fikrinya,,info lebih lanjut baca di buka ÄPI SEJARAH”atau “RENOVASI DAKWAH KAMPUS”),
perjuangan bangsa kita bersifat kedaerahan sehingga sulit mencapai kemerdekaan karena perjuangan mudah di patahkan, walaupun telah berabad2 berjuang,..
alhamdulillah setelah pergerakan bersifat nasional sejak berdirinya serikat islam, dalam jangka waktu 45 tahun kemerdekaan bisa diperoleh berkat izin Allah,..
jika kita refleksikan hari ini ke dakwah kampus, begitulah kondiisi kita hari ini,..maju dan kokoh tapi bersifat kedaerahan...saatnya menyatukan semuanya dalam satu langkah...bersama kita pasti bisa insyaallah...mari bersama menyusun konsep syiar ldfk....
sekiranya bersatu maka apapun kita bisa lakukan kawan..terutama untuk suplai alumni2 yang akan berafiliasi terhadap islam sehingga peran kampus jadi optimal menuju masyarakat indonesia yang madani...
2.Kita ingin mimpi untuk lahiernya ibnusina bukan sekedar impian yang kita bangun tinggi2...
“Nahnu Qaumun Amaliyun” kita adalah kaum yang berbuat bukan hanya mahir dalam berkata2, walau dunia berbuat tidak semudah dunia berkata2, tapi itulah tantangan kita hari ini...
Kita punya IMSF yang bisa kita modif jadi ajang bertemunya ilmuwan2 muda kedokteran dari sabang sampai merouke mempublikasikan dan saling bersaing ilmiah tentang karya2 baru mereka yang di minati, di nanti dan sangat dihargai...
Kita punya antibiotic yang bisa di modif menjadi ajang pertemuan ilmiah kedokteran islam terbesar setiap tahun yang juga menjadi ikcon kebanggan bangsa ini nantinya sekiranya kita bersungguh2 untuk ini...
Sehingga internasional juga akan melirik kita dari segi kedokteran islamnya cukup dengan memodif program yang sudah ada dengan merancang konsep yang lebih professional dari tahun ketahun...
3. kita ingin lahirnya generasi penerus yang setia berkebenaran, santun berkebajikan, senantiasa meluaskan ilmu dan memperdalam pemahaman serta selalu berbuat nyata untuk sekitar,..semua itu akan lahir dengan pembinaaan dari kita yang kontinu dan terprogram dan pembinaan yang paling efektif adalah dengan keteladanan.intinya mari sama2 menjadi teladan bagi yang lain, saling menasehati dan memberi, terutama untuk KKIA dulu...kesolidan kita akan memberikan pancaran energi ke fukdfk'ers yang lain...jika fuldfk kokoh,..insyaallah semua akan bisa kita jalani..termasuk cita2 besar kita..
the conclusions :
1.menyatukan gerak langkah semua LDK pada umumnya dan LDFK pada khususnya
2. merancang dan menerapkan  konsep syiar yang diminati,di nanti dan di hargai
3. fuldfk harus solid dan mampu melahirkan generasi yang jauh lebih solid...
(ARDIANSYAH)
sara ingin asas hukum kesehatan di indonesia sesuai sama asas hukum ksehatan islam. Sperti wadah lain yg mnampung fk se-indonesia yg sangat diandalkan pmerintah, sara ingin fuldfk, kedokteran islam jg bgtu.. Dan fuldfk memang dijadikan sbuah lembaga yg mnjadi acuan dlm kedokteran trutama kdokteran islam.Itu untuk advokasinya
Untuk kajian kedokteran islamnya sara ingin pnelitian trutama yg bhubungan dgn kedokteran dan islam lbh mnjadi sesuatu yg diperhitungkan didunia hehe
(SARA SASA FADILA)
Ingin mengembalikan al qur’an kpd kedudukannya sebagai pedoman hidup manusia di bidang dan kondisi apapun.
sehingga dalam memutuskan semua permasalahan itu pertimbangannya dari Al Qur’an.  Dlm prakteknya seorang dokter  tidak lg bingung kalau menghadapi permasalahan yg bersifat etika dan masalah lainnya, krn jawabannya sudah ada di Al qur’an dan hadist. *singkatnya seperti ini ^^
(CYNTIA)
 * Netmeeting (NM) #2 KKIA
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Masih ingat kutipan mimpi-mimpi kita diatas? :)
Perjalanan di KKIA FUDFK  kita mulai dengan banyak mimpi. dari awal wawancara saya sudah merasakan semangat yang kuat dari teman-teman calon pengurus FULDFK. Bisa dibilang, semua Pengurus FULDFK adalah orang-orang terbaik yang dikirimkan Allah untuk dakwah didunia kedokteran. Terutama teman-teman KKIA tentunya :).
Berangkat ke Rakernas, ada banyak hal yang muncul di benak saya. Harapan dan ketakutan mulai muncul. Takut gak bisa meng-handle teman-teman KKIA, takut tiba-tiba menghilang karena koas dan banyak ketakutan lainnya. Salah satu hal yang saya rasa harus lakukan adalah harus bisa bonding tim sekuat mungkin. Dari sanalah ide membawa gantungan kunci sebagai oleh-oleh untuk masing-masing staff KKIA dimulai. Di Rakernas merasa terharu bisa bertemu, berkumpul, berdiskusi dan berfoto bersama teman-teman KKIA DEP dan DEW. Berharap semoga langkah ini bisa terus menapak sampai tujuan kita tercapai.
Saya ingat, NM KKIA pertama saya dilalui dengan penuh semangat dan cukup unik. Saat itu saya diharuskan mengunjungi adek saya di depok dan ternyata di waktu NM saya masih dijalan karena terjebak kemacetan. Mulailah NM lewat HP, eh ternyata gak bisa di invite ke conference room di YM. Buka laptop di bus, mulai NM. Terus pindah ke kereta menuju depok, kendali NM saya serahkan ke Aan, setelah sampai menuju tempat adek saya, saya ikut NM lagi, lalu menghilang lagi,dan baru ikut lagi setelah sampai di asrama adek saya. Perasaan waktu itu : excited. Ukhuwah diantara teman-teman KKIA sudah mulai terasa. NM yang santai memulai perjalanan kita. Dari sanalah mimpi-mimpi itu mulai tercetus.
Saya gak bisa mendeskripsikan perasaan yang muncul setiap kali selesai NM bareng teman-teman semua. senang, refresh, ketawa , pengen cepat-cepat NM minggu selanjutnya dan aneka perasaan lainnya. Saya sendiri takjub dan masih gak percaya, bagaimana mungkin hanya duduk di depan laptop, menulis, membaca kalimat tapi hal itu begitu member efek bahagia yang dalam. tapi itu pernah saya alami bersama teman-teman. Apakah teman-teman juga merasakan hal yang sama?
Dina, sekretaris kita, mempunyai tanggung jawab dimulai dari ngumpulin notulensi , menggantikan setiap kali saya gak bisa ikut NM atau telat bahkan jadi tempat curhat haha. Maaf ya din, kakak selalu merepotkan dina. Senang bisa diskusi bareng dina tentang apapun disini.
Kangen ya sama emot yang dipakai edo untuk mengingatkan waktu ke kita, haha. Sepertinya emot itu memang diciptakan untuk Edo, hahaha. time keeper kita, edo. Di awal kita sering NM sampai hampir tengah malam (terutama menuju Rakernas). Parah banget ya, betah gitu NM lama-lama -.- untung ada Edo yang selalu menjaga waktu dengan Emoticonnya ..
Kita pilih Rabu sebagai hari berkumpul karena kamisnya gak ada Learning issue haha. Kita lihat hari yang dipilih KKIA tahun ini sebagai hari kumpulnya :)

Masa-masa sedih adalah disaat pergantian kegiatan akademik ke masa perkoasan. kegiatan NM mulai tergeser ke hari lain, bahkan bisa gak ada di satu minggu. Sedih rasanya setiap kali berjanji akan mengadakan NM tp tidak terlaksana karena banyak faktor. Maaf ya teman-teman :(
Tapi, selalu ada banyak hal dari semangat teman-teman KKIA yang saya tangkap selama kepengurusan ini (disamping pasang surut semangat hehe) :
-          Rika adalah anggota yang selalu konsisten, terdisiplin dan mandiri. Rika gak perlu diingatkan mengenai I-med tapi imed selalu ada dan terselenggara. Di tahun ini kami memasangkan beberapa LDF dalam menyusun I-med dan Alhamdulillah Rika bisa menyatukan LDF tersebut dan menerbitkan I-med. Saya belajar banyak dari kedisiplinan Rika :)
-          TIM Syiar yang sangat keren. Mereka sering NM dan mengundang saya untuk ikut. Tim ini diketuai oleh Edo. Lani dan dina juga ikut dalam tim ini.
-          Sara, adek kecil di KKIA (saya selalu merasanya begitu), kehadirannya di NM KKIA pasti selalu bikin senyum. Ada ada aja kelakuan sara ditempatnya berada tp bikin kita semua ketawa ditempat masing-masing :D
-          Dina, Tim kurikulum kedokteran islam bisa jalan karena kegigihan dina :).
-          Aan. Kayaknya orang ter-famous di KKIA (mungkin melebihi kadept KKIA sendiri haha). Sms tausiyah yang selalu muncul setiap hari jum’at dan perhatian kepada LDF selalu mejadi ciri khas aan. Satu lagi, kebijaksanaan dan wawasan yang luas membuat aan menjadi “abang” buat kami semua di KKIA.
-          Fiqih, ini juga adek kecil KKIA. saya mau minta maaf karena semangat belajar fiqih yang tinggi mengenai kajian kedokteran islam menjadi surut karena kurangnya saya berbagi pemahaman kepada fiqih. Pengen mengulang waktu yang melakukan yang terbaik untuk fiqih :’(. oh ya, sudah bisa bahasa minang? hehehe
-          Mumu, semangat berdakwahnya kelihatan banget dari setiap hal yang ditulisnya di NM KKIA. hal ini yang membuat saya selalu percaya sama mumu. Diawal Nm suka ketawa gara-gara mumu bikin forum diskusi sendiri sama aan di Room KKIA, padahal kan bisa diluar aja ya.. haha, ada ada aja ckckck. IMSF keren mu :), maaf ya kakak gak bisa datang..
-          Lani. Tabah dan konsisten, karakter Lani yang saya tangkap selama kepengurusan KKIA. kemampuan ini sangat berguna dalam menghadapi LDF yang sulit sekali diajak untuk koordinasi. Salut. Ketika saya menyerah terhadap LDF tersebut, Lani ada dengan kesabarannya yang tinggi.
Pernah berada dimasa pasrah dengan keadaan karena tim KKIA sulit diajak NM, beberapa kali NM menjadi batal. Ingat gak, beberapa orang pernah kakak sms dan minta untuk ikut NM bareng Penguin FULDFK? Waktu itu kita dimasa-masa sulit untuk NM padahal banyak hal yang harus dilakukan dan kepengurusan akan segera berakhir. Jadilah saya sms teman-teman supaya terpapar langsung tentang kondisi internal FULDFK dan pengurus inti. Tujuan lainnya, kaderisasi juga hehe. Waktu itu yang bisa ikut Edo dan Lani, kan ya? (Dina juga ikutkah?). Alhamdulillah senang banget setelah melihat semangat tim syiar untuk merampungkan forum syiar jadi naik lagi.
Banyak hal terjadi di KKIA. masa-masa sedih banget waktu Antibiotic harus menjadi pelajaran untuk kita, teman-teman. Persiapan apapun harus mendetail. Tahun depan harus lebih baik lagi.
Mohon maaf untuk semua kesalahan selama setahun ini, perkataan yang salah, janji yang ternyata tidak ditepati, penghargaan yang kurang terharap teman-teman, tuntutan yang tinggi dan hal lainnya yang tidak menyenangkan lainnya.

*tulisan menuju Munas FULDFK, Perjalanan di KKIA FULDFK

Tulisan diatas dibuat dimasa mendekati Munas di Padang, tapi belum berani dipublikasikan hehe. Saat tim kita dibubarkan dan akan diganti dengan tim baru yang lebih solid (Insya Allah). selepas Munas ada banyak sms dari teman-teman tentang perpisahan, sedih, juga postingan senada di grup kita. Setahun dilalui bareng-bareng, dan rasanya belum menghasilkan apa-apa dan sekarang sudah berakhir.

Sekarang KKIA 2013 sudah punya pemimpin yang baru, EDO ^^, Barakallah. Untuk teman-teman yang tetap berada di FULDFK, terus berkontribusi semaksimal mungkin. Mimpi-mimpi kita yang belum tercapai diserahkan kepada penerus :). Untuk yang tidak lanjut lagi di FULDFK, ladang dakwah terbentang luas dimanapun :). terus pegang prinsip Islam dimana saja.
Titipan untuk Edo, setiap tahun peminat KKIA selalu banyak. Orang-orang luar biasa dari LDFKnya yang punya segudang mimpi dan pengen masuk KKIA. mungkin sulit menentukan siapa yang akan dipilih untuk masuk tim KKIA, tapi tantangannya bukan disana do. Tapi menjaganya. Menjaga mereka untuk tetap bersemangat di KKIA. Juga menjaga semangat kt sendiri sebagai pemimpin. itu tantangan terbesarnya. Kakak yakin Edo bisa. Meski sudah ‘dibubarkan’, keluarga KKIA 2011 akan selalu mendukung Edo. Silahkan dihubungi aja kalau butuh bantuan. Bukan begitu, teman-teman? :)

*Akhirnya lega setelah menuntaskan tulisan ini :D. semacam penegasan bahwa kepengurusan kita benar-benar ‘bubar’ secara struktural.

IKM #1 -threshold


IKM#1 threshold
Ceritanya kemaren saya berada di stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Di stase ini kita memposisikan diri sebagai bagian dari komunitas (harusnya dalam keseharian memang seperti ini) terutama lingkungan ditempat Puskesmas kita berada. para koas  mencari data mengenai masalah yang ada di komunitas tersebut lewat data yang berhasil dikumpulkan di Puskesmas, lalu mencari penyebab masalahnya dan setelah ditemukan maka kita mulai memikirkan mengenai identifikasi masalah. Kerjaan keseharian, selain membantu pelayanan di Puskesmas, hal utama yang dilakukan adalah berburu data. Meminta laporan bulanan kepada bapak dan ibu pemegang program di Puskesmas lalu menilai apakah terdapat masalah. 
Oh ya, di stase ini setiap istilah pasti ada maksud tertentu dan kita harus tau definisinya. Misalnya masalah. Masalah didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Gimana, mulai tertarik dengan per-IKM-an? Hahaha… saya sendiri suka kegiatan sehari-harinya dan merasa tertarik dengan aktivitas keseharian kepala Puskesmas. Senang rasanya bisa diskusi (gak suka istiral rapat) menyangkut hal yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Sekali bertindak, Insya Allah manfaatnya bisa dirasakan orang banyak ^^.
Hal yang cukup tidak mengenakan (dan dirasakan beban sama koas-koas) adalah bikin laporannya. Brasa balik lagi ke jaman skripsi heu.. butuh strategi untuk pembagian tugas dan kerjasama kelompok yang baik. Dikelompok saya ketuanya oke banget. Namanya Umam. Umam dan kami memang sama-sama gak tau mengenai hal yang harus dilakukan di IKM,  namun bedanya, Umam selalu mencari tau. Keingintahuannya tinggi. Pengetahuan berdasarkan pengalaman teman-teman sebelumnya itu sangat membantu dia dalam mengatur kita-kita yang sangat mengandalkan umam ini hehe. Sehingga kelompok cukup ter-organize dengan baik. Satu atau beberapa kesalahan itu gak masalah, itu pembelajaran yang kami dapat. Setiap kali ada kesalahan kami selalu berusaha memperbaiki. Benar-benar learning by doing.
Ketika penyuluhan selesai diadakan maka kami harus mulai melengkapi semua hal mengenai laporan akhir. Laporan itu akan menjadi bahan untuk materi ujian. Beberapa Bab sebelumnya yang bisa diselesaikan tanpa harus menunggu penyuluhan selesai sudah mulai dikerjakan dari awal. Kelompok saya sendiri merupakan kelompok 2 yang baru mengadakan penyuluhan di hari Selasa (ujiannya hari kamis), punya waktu lebih sedikit 1 hari untuk menuntaskan laporan akhir dibandingkan kelompok 1. Dan ternyata ada beberapa poin (yang harus benar-benar dianalisis) di bab 1 yang lupa dibagi untuk dikerjakan. Hingga di h-1 itu kami juga harus benar2 mengerjakan secara mentah data itu.
Kumpul untuk mengerjakan laporan dan belajar bersama diagendakan di hari Rabu, H-1 ujian. Jam 8 beberapa orang sudah datang ke rumah priya. Sesampainya disana semuanya sedang mengerjakan tugasnya masing-masing meski ada juga yang belum datang. Di awal itu kami merencanakan akan mulai belajar jam 1, setelah laporan akhir selesai dikerjakan. Mulailah mengerjakan tugas masing2. Saya sendiri waktu itu diminta untuk mengedit materi penyuluhan yang sudah dibuat dalam bentuk presentasi powerpoint menjadi kalimat yang bagus untuk laporan akhir. Dengan materi yang begitu banyak, ternyata butuh waktu 2,5 jam untuk menuntaskan materi itu. Cukup lama ya ternyata…singkat cerita, jam sudah menunjukkan pukul 1, beberapa orang asih diluar karena makan, umam masih mengerjakan laporan dan yang lain juga melakukan aktivitas masing-masing. Ternyata belum bisa memulai belajar (bahannya sudah dibagikan sebelumnya) di jam 1 itu. Lalu semuanya tenggelam dalam aktivitas masing-masing. Lalu tanpa terasa sudah ashar. Saya saat itu membantu umam dalam meng-edit laporan teman tentang point yang tertinggal tersebut. ternyata itu gak Cuma sekedar editing tapi ada point yang hars dikerjakan dari awal dan harus dianalisis. Sekali lagi, harus dianalisis. Jadi hal itu gak bisa di copy-paste saja dari presentasi kami sebelumnya. Sempat kesal juga sama teman yang diminta mengerjakan point tersebut karena sama sekali mengosongkan point analisis itu, bahkan template-nya pun gak ada. Itu sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dianalisis karena sudah pernah didiskusikan di kelompok, tapi menjadi sulit karena harus dimulai dari awal diwaktu yang sudah mepet. Sudah ashar dan kita belum belajar. Dan ternyata hampir memasuki magrib laporan kelompok kamipun belum selesai.
Teman-teman mulai mengeluarkan reaksinya masing-masing. Ada yang mulai belajar karena memang diminta untk nyari bahan lalu nanti akan diminta untuk menjelaskan. Ada juga yang masih mengerjakan laporan. Ada yang bikin slide untuk presentasi besok. Ada yang pergi untuk scan surat izin yang harus dilampirkan dan berbagai hal lainnya. Lalu, hey ada yang mulai nangis. Teman saya itu (sebut saja si-A) mulai nangis. Saya bingung, umam bingung, dan yang lain juga bingung. Saya sendiri bukan orang yang bisa menenangkan orang yang nangis (karena saya sendiri kalau nangis malah gak pengen ditanya dan diperhatikan orang lain jadi saya cukup kagok juga menghadapi orang yang nangis). Saya diem aja. Akhirnya teman saya ini bilang dia pengen pulang dulu, mau mandi. Setelah dia pergi, kami mulailah bertanya-tanya satu sama lainnya. Ada teman yang bilang kalau si A itu sudah bosan berada diruangan itu dari pagi dan pengen memulai belajar. Ya, saya rasa semua teman-teman disana pengen memulai belajar. Tapi apa daya laporan akhir itu belum juga tuntas diikerjakan.
umam kemudian nyeletuk “gue boleh nangis juga gak?”
Saya jawab :  “jangan. Mending kerja”
Hingga selesai isya teman saya itu balik dan laporan belum juga selesai. Jam berputar kembali. Jam 8. Jam 9. Jam 10.. teman saya yang tadi nangis lagi. Baru disana dia mulai berbicara “kok lambat banget ngerjain laporannya? Kita kan udah dari pagi, kok belum selesai juga?”
Oh, saya rasa saya mulai mengerti masalahnya.
Dan rasanya waktu bergulir begitu cepat, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Saya sendiri belum ngantuk tapi merasa capek banget. Saat itu saya juga belum bisa melakukan sesuatu lagi bahan mentah laporan sudah selesai dan disatukan, jadi sekarang diedit oleh satu orang saja untuk menentukan nomor table, grafik dan hal-hal terkait penulisan lainnya.
Beberapa orang teman karna sudah gak ada kerjaan juga mulai diskusi bareng. Belajar. Semangat sekali teman-teman saya itu ^^. Saya sendiri, kalau dihitung, GCS masih 10 tapi rasanya kesadaran jiwa saya udah berkurang melebihi setengahnya. Bukan masalah begadangnya, tapi karena besok ujian. Kalau besok gak ujian saya bisa begadang, tapi gak kalau besok ujian.  Rasanya saya gak mungkin bisa presentasi-apalagi menjawab pertanyaan- dengan kondisi separuh jiwa. "Teman-teman, saya prefer tidur daripada diskusi". Begitulah kira-kira jeritan hati saya disaat itu. Sehingga ditengah2 diskusi itu saya mencoba curi-curi tidur. Faktor kurang tidur sebelum penyuluhan 2 malam sebelumnya mungkin cukup berpengaruh juga buat saya.
Hingga akhirnya disaat citation (daftar pustaka) mau dibikin, saya menawarkan diri untuk membantu yang ngedit laporan akhir. Waktu itu saya dan puva diminta untuk ngerjain bareng. Membuat citation dan membuat daftar pustaka dengan bantuan program end note. Mulailah kami memasukkan data data ke end note tersebut. ditengah kerjaan yang sakral itu, karena sangat dinanti2 selesainya karena malam itu juga kami harus nge-print laporan utk dikumpulkan besok paginya, eh tiba-tiba ada teman (sebut saja si C) yang bilang ke saya. “cyntia, kamu gak usah ngerjain dulu deh bikin daftar pustaka itu. Itu si B masih ngedit ngedit.. dan gue liat banyak yang dia ubah. Ntar kerjaan lo sia-sia lagi”. Pas teman saya ini ngomong, saya melihat jam. Apa, udah jam 1 pagi ajaaa? --.--. “hah? Mau nunggu dia ngedit samapai kapan? Ini udah jam 1”. Teman saya ini mulai menjawab lagi “ya, tapi lo sia-sia aja ngerjain itu sekarang kalau nanti akhirnya gak kepake”.
Huff, akhirnya teman itu saya diemin aja dan saya mulai melanjutkan lagi kerjaan saya dengan puva. Waktu itu agak kesal juga sama si B karena dia yang minta kita bikin daftar pustaka, eh dia malah ngedit lagi laporannya. Pastinya itu bisa berpengaruh ke letak citation juga dan bakalan harus ngedit daftar pustaka lagi dan itu udah jam 1-an. Ah, malam yang cukup berat. Eh kok ada yang bisik-bisik nyebut nama saya yaa? Ternyata si C mulai bisik-bisik ke puva dan bilang kalau kerjaan saya itu sia-sia. Salah banget dia, jangan pernah ganggu orang yang sangat kelaparan atau ngantuk kayak gitu, apalagi kalau dia sedang bekerja dan kamu malah gak lagi ngapa-ngapain. Akhirnya saya ngamuk-ngamuk sama tu orang. Ini ada hubungan juga sama beberapa point analisis tadi yang harus benar-benar dibikin ulang dan sangat menghabiskan banyaaak waktu kami.Ya, dia orang yang ngerjain point-point tadi.
Akhirnya saya pindahlah ke ruang tengah kosannya priya. Disana saya mulai bersemedi melanjutkan kerjaan. Bikin sitasi dan daftar pustakanya. Bab 1-3 sudah selesai di sitasi dan ternyata ada bahan materi yang belum di bikin sitasinya karena referensinya ada diteman saya. Akhirnya saya panggillah teman saya itu keruang tengah, lalu saya nanya referensi dan dia nyebutin. Pas saya bikin sitasi teman saya itu nemuin bahwa saya gak ngerjain pakai end note Karena gak ada end note di laptop saya. Tapi yang bab 1 sudah di-sitasi pakai end note semua. Tinggal bab sisa yang sebenarnya gak banyak yang harus di sitasi karena banyaknya hasil pengamatan atau hasil laporan gitu. Teman saya itu gak mau manual. Karena katanya itu akan mengubah susunan daftar pustakanya. Saya sendiri yang kesadarannya sudah sangat berkurang itu gak bisa mencerna apa yang dia katakan. Gambaran diotak saya waktu itu adalah keyakinan bahwa dibikin manualpun gak masalah untuk sisa referensi yang lain, kan tinggal ngurutin aja per-paragraf aja. Tapi teman saya itu keukeuh harus pake end note sedangkan laptop yang ada end note nya Cuma satu dan lagi dipakai kelompok yang lain. Saya bingung. Akhirnya nyerah juga, nyerahin kerjaan daftar pustaka itu ke teman saya itu.
Oh ya, sebelumnya saya sempat nanya ke teman saya itu apakah dia benar-benar ngubah susunan kalimat yang dilaporan, padahal kan saya udah bikin sitasi-nya, eh ternyata katanya dia hanya meng-edit hurufnya aja. Jadi gak terlalu masalah. Memang nantinya akan perlu dipindahin tapi kerjaan saya gak sia sia karna saya kalau dari awal sudah saya kasih sitasi, teman saya tinggal memindahkan aja ke laporan yang dieditnya, gak harus liat perkalimat lagi referensinya apa aja. SEE, gak ada hal yang sia-sia disini!
Akhirnya jam menunjukkan pukul 3. Laporan kami masih belum selesai. Tapi kami dipulangkan oleh teman saya yang bikin laporan itu (si B), dan dia yang akan menuntaskan daftar pustaka dan ngeprint makalahnya. Saya fikirnya daftar pustakanya gak harus dibikin ulang lagi. Ya begitulah banyak hal terjadi malam itu. Semuanya sudah berusaha melakukan yang terbaik sesuai standar masing-masing.
Jam 3 lewat saya sampai dikosan, dianter umam. Love umam banget!
Lalu besoknya ujian. Selesai ujian semua orang sudah bisa berfikir cukup jernih. Masih deg-degan karena belum judicium.
Ternyata ada banyak pelajaran yang bisa dipetik setelah kita mulai berfikir secara jernih, hehe..
Pertama teman saya yang nangis tadi.
Ada dua hal yang terjadi disini. Pertama, dari sisi kelompok. Ada sedikit kesalahan menurut saya ketika menyatukan 2 kelompok itu untuk bareng-bareng memulai bikin laporan di H-1 itu dengan tujuan mau belajar bareng. Karena mulai melakukan finishing laporan akhirnya beda. Kelompok 1 itu penyuluhan hari Senin, lalu mereka sudah mulai ngedit laporan akhir di hari selasa. Sedangkan kelompok 2 itu mulai penyuluhan hari selasa dan baru memulai ngedit laporan akhir ya di hari Rabu itu.karena selasa malam semuanta tepar karena kurang tidur waktu menyiapkan penyuluhan. Belum lagi tadi ada data yang ternyata benar-benar belum dikerjakan jadi dimulai dari awal, sehingga kelompok 2 kerjanya akan terlihat lebih terlambat dibandingkan kelompok 1. Mungkin ini yang memicu teman saya itu bilang “kok lama banget ngerjainnya? Kan kita udah dari pagi?” ya, teman saya ini dari kelompok 1 jadi wajar dia bilang seperti itu.
Kedua, masih disisi kelompok, karena bab 1 itu untuk dua kelompok (bab 1 nya sama) dan dikerjakan oleh kelompok 2 sehingga cukup menyita waktu juga.
Ketiga. Sempat ada kekacauan karena data yang tidak sesuai. Jadi data yang dilaporan akhir yang sudah dianggap benar itu tidak sesuai dengan data yang dipresentasikan. Mulai paniklah kita. Saya akhirnya ngedit data itu sambil disesuaikan dengan yang dipresentasikan. Pas lagi ngedit itu, udah cukup lama, ada hal yang harus ditanyakan ke teman saya yang mengedit laporan secara keseluruhan. Eh, lalu dia bilang kalau data yang dilaporan akhir itulah yang benar. Udah dia edit. Bayangkan, ternyata kerjaan tadi sia-sia. Heu. Ngabisin waktu lagi. Ternyata teman saya yang bertanggung jawab dalam mengolah data itu, si C tadi, melengkapi datanya setelah kita selesai presentasi ke dokter. Sehingga data yang dipresentasikan itu udah gak aktual lagi. Teman saya yang bikin laporan itu juga bingung kenapa data yang diberikan si C ini ganti-ganti gitu
Pelajaran : kalau menemukan data yang beda, langsung nanya ke yang mengolah data tersebut. jangan dulu di edit, karena bisa jadi memang datanya sudah diganti.
Ketiga. Threshold.
Yang bikin teman saya itu nangis salah satunya adalah thresholdnya sendiri. Ambang batas yang dimilikinya dalam menghadapi masalah. Saya tau teman-teman yang lain pasti juga merasa capek. Saya sendiri juga. Mungkin umam juga merasakan hal yang sama. Bahkan dia menanyakan apakah dia juga boleh nangis atau gak. Ah, umam sudah kerja terlalu banyak. Pengalaman yang dialami seseorang pasti berpengaruh terhadap thresholdnya sendiri. Semakin banyak dia menghadapi masalah dan berusaha mencari penyelesaiannya, saya fikir orang itu akan memiliki threshold yang lebih tinggi lagi.
Mengenai tangis, saya kan sempat menjawab pertanyaan umam, bahwa mending dia ngerjain tugasnya saja. Setiap kali ada masalah dan butuh segera diselesaikan, saya selalu menekankan ke diri saya sendiri, jangan nangis, atau tahan dulu tangismu. Nangis kalau udah selesai kerja saja. Sekarang saya udah cukup bisa manage waktu tangis saya hahahaa. Saya sadar kalau saya nangis pasti susah berhenti dan kerjaannya ujung-ujungnya gak akan beres. Semakin saya menangis akan membuat saya semakin lemah. Kalau udah di titik lemah, biasanya toleransi terhadap diri sendiri akan besar jadi hal yang harus dilakukan gak akan selesai dikerjakan. Hal ini juga yang bikin saya jadi jarang nangis karena biasanya kalau kerjaan udah beres maka gak ada lagi hal yang perlu ditangisi haha. Kalau butuh penyaluran emosi maka bisa melakukan aktivitas lainnya.
Saya pernah harus remed dan itu gak enak banget. Harusnya hari itu udah plong, eh malah tetap harus mengulang belajar semua hal dalam satu malam. Secara mental, saya jatuh banget waktu itu. Pengen banget nangis dan cerita ke seseorang. Tapi saya ingat rule mengenai tangis tadi. Akhirnya yang pertama saya lakukan adalah hindari dulu orang2. Reaksi mereka bisa apa saja dan itu bisa memicu kesedihan. Kedua, saya butuh penyaluran emosi. Hari itu saya memutuskan untuk pindah kamar lagi kelantai bawah dan memindahkan smeua barang saya sendiri, termasuk lemari buku. Cukup menguras tenaga. Ketiga, tentu saja makan hohoho. Keempat, mulai belajar lagi. Benar-benar berusaha bikin otak relaks dengan menanamkan keyakinan bahwa ini untuk menjadi seorang dokter. Banyak hal yang ditakutkan yang muncul di otak saya malam itu. Cukup bikin lelah. Lagi-lagi saya bilang ke diri saya, ini untuk jadi dokter. Saya harus bisa periksa pasien, jangan takut periksa pasien. Kalau besok gagal karena takut, mau jadi dokter yang gimana? Ya itulah…
Tapi kalau gak ada hal yang harus diselesaikan saat itu, pasti saya menuntaskan tangisan saat itu juga lalu move on ^^.
Panjang juga pelajaran pertama ya.
Lalu pelajaran kedua, pastikan bahwa semua data mentah dan point di laporan akhir sudah dibagi kesemua teman untuk dikerjakan. Jadi waktu mau menyelesaikan laporan akhir tinggal di edit saja.
Ketiga. Jangan hanya mengandalkan satu orang. Agak susah juga nih intervensinya. Tapi ini juga terjadi di kelompok saya. Kayak si C tadi, kayaknya dia mengandalkan banget si B sehingga dia mengerjakan tugasnya gak terlalu maksimal bahkan ada yang belum dikerjain. Dalam waktu yang gak mepet ujian maka si B (yang memang bisa diandalkan) pasti bisa mengerjakannya. Tapi kalau udah mepet ujian dan ternyata banyak hal yang harus diedit, itu cukup menyita banyak waktu juga. Untuk point ini saya suka sama kelompok 1. Mereka benar-benar percaya diri dan percaya teman. Satu orang mengerjakan tugasnya sebaiki-baiknya dan yang lain percaya akan kerjaan temannya. Akibatnya, kerjaan itu gak harus diedit banyak karena sudah dikerjakan maksimal dan orang yang mengedit laporan gak harus merasa punya beban yang banyak karena percaya temannya mengerjakan tugas secara maksimal. Mereka keren banget. ^^
Ada banyak hal lain yang bisa dijadikan pelajaran di IKM. Dokter juga selalu menekankan untuk bekerja sama, bukan sama-sama bekerja. bekerja sama artinya semuanya punya tujuan yang sama dan kita mewujudkan itu bareng-bareng.
IKM udah berakhir tetapi kenangannya sangat melekat ^^ (tapi tentunya tidak untuk diulang, hihihi).

*Bandung, 12-21-2012

Tuesday, December 18, 2012

dini

pagi tadi saya sms mama, menagih jawaban yang kemaren belum diberi. menanyakan satu kabar dari adek yang sudah demam lebih dari 7 hari. sebenarnya, dengan ilmu yang serba sedikit ini, saya sudah menebak kemungkinan besar dini kena tipus (thypoid). sempat nanya-nanya juga mengenai gejala yang dirasakannya saat ini. tadi pagi akhirnya mama menelpon dan bilang kalau dini kena tipus + db. mmm, ikatan antara anak dan ibu itu benar-benar dekat yah. saya merasakan kegelisahan mama disana. bahkan sebelum mama berbicara saya sudah bisa menebak bahwa dini saat ini dirawat dan mama gak mau ngasih tau karna takut saya khawatir. padahal saya lebih takut kalau mama yang khawatir dan jadi gak menjaga kesehatannya. apalagi harus nginep di rumah sakit. akhir-akhir inipun mama sering sakit.
dini sempat mimisan. berarti sudah tergolong DBD (demam berdarah dengue). saya sempat kesal kepada diri sendiri juga, harusnya hari minggu kemaren udah bisa meminta mama untuk membawa dini ke IGD tanpa harus menunggu untuk periksa lab dulu. skrang, saya hanya bisa berdo'a sambil memantau keadaan dini dan keluarga disana. sampai tadi pagi sudah 4 botol infus yang dihabiskan untuk dini. gak apa-apa, karena untuk DBD (dini sempat mimisan) ya cuma ini obatnya. terapi cairan (infus laktar ringer) sebagai pengganti cairan tubuhnya yang berkurang untuk mencegah terjadinya shock (renjatan). 
saat ini tubuhku mungkin berada di lantai 4 gedung eyckman, tapi hati dan fikiranku betul-betul ada disana. ya Allah, semoga dini segera sembuh. aamin.

pertanyaan bodoh  tadi waktu menelpon mama, "mama punya uang gak skarang untuk dini?".. kayaknya saya udah terlalu sering mendengar pertanyaan itu setiap kali mama menelpon. beliau gak pernah terlewat untuk menanyakan mengenai makanan, kesehatan dan keuangan saya. entah kenapa tadi karna saking bingungnya mau ngomong apa saya malah balik menanyakan hal yang sama. 
mama, suatu saat tia akan bikin mama senang dan gak usah susah-susah lagi :_). mama mikirin banyak hal kalau ada yang sakit karna tia akan jadi dokter pribadi untuk keluarga kita. mama gak usah takut lagi dirumah dan harus pergi ke padang kalau ada apa-apa. mama nanti tinggal sama tia aja ya. tia sayang mama :)

Sunday, November 11, 2012

patch adams


Sir, I want to be a doctor with all my heart
I wanted to become a doctor so I could serve others  and because of that I’ve lost everything but I’ve also gained everything.
I’ve shared the lives of patients and staff members at the hospital.
I’ve laughed with them.
I’ve cried with them.
This is what I want to do with my life.
And as god is my witness, no matter what your decision today, sir
I will still become the best damn doctor the world has ever seen.
Now you have the ability to prevent me from graduating,
You can keep me from getting the title and the white coat
But you can’t control my spirit.
You can’t keep me from learning.
You can’t keep me from studying.
-patch Adams-

I want to be a doctor with all my heart



Saturday, June 23, 2012

perubahan

hey guys, welcome to my new blog (again) :D
akhir-akhir ini kehilangan banyak kesempatan untuk menulis. 1. karena laptop rusak. mencari kesempatan untuk  menulis dikosan itu susah banget, biasanya baru bisa nulis sabtu atau minggu gitu. biasanya saya nulis disela-sela waktu kosong di RS (waktu nungguin perseptorlah, istirahat, atau kapanpun waktu kosong). 2. karena wordpress susaah banget dibuka. udah bersemangat nih mau nulis, eh waktu login layarnya gak muncul-muncul. akhirnya moment-moment yang indah itu terpendam. kadang-kadang sebagai kompensasi tidak menuliskan moment itu diblog saya menuliskan kejadian itu di scheduler, jadilah scheduler sebagai reminder untuk moment yang udah lewat haha. dan karena alasan kedua, saya ganti blog lagi :D. blog pertama saya blogspot juga sih, tapi saya udah janji gak bakalan update blog itu lagi.
saya temasuk orang yang suka menulis. bukan untuk orang lain tapi untuk diri sendiri. menulis itu rasanya meringankan sekian persen masalah dan jadi starting point baru untuk melanjutkan hidup (dalam banget haha). lewat tulisan saya bisa meredam emosi saya, yang cenderung meledak-ledak. saya bisa mengambil pelajaran dari masa lalu, menilai perubahan and many more. I think that's why i love writing so much (dan membaca tentunya :D).
seorang teman pernah mengirim sms yang isinya mengatakan bahwa kalau saya marah sama orang lain saya cenderung mendiamkan orang itu. itu yang dikatakan seorang senior saya kepada teman saya itu. hal ini membuat saya berfikir cukup lama. benarkah? setelah menyadari bahwa hal itu benar, saya cukup senang. haha. perubahan. bukankah semua orang menginginkan perubahan dalam hidupnya? tentu saja kearah yang lebih baik. saya gak tau apakah hal itu, kalau marah/kecewa sama orang lain saya cenderung mendiamkan dia sesaat, adalah hal terbaik. tapi dibandingkan saya yang dulu, saya fikir ini lebih baik. saya mendiamkan sesaat bukan untuk memendam amarah atau kebencian, tapi untuk berfikir. apakah ini benar? apakah ada yang lebih baik? bagaimana cara saya menyampaikan hal yang menurut saya baik?. kalau dulu saya cenderung langsung marah-marah, gak pake mikir padahal bisa saja saya yang salah atau hanya salah paham, dan langsung bilang kepada subjek. disaat saya emosi kalimat "diam adalah emas" menurut saya adalah hal yang tepat. satu lagi, biasanya saya menuliskannya. membiarkan emosi itu hilang dan saya fokus pada solusinya. supaya ketika saya menghadapi atau sms orangnya, saya udah gak pake emosi lagi. saya gak bermaksud "bermuka dua", ini hanya salah satu cara saya mengelola emosi.
Jangan bilang-bilang ya kalau dulu saya pernah di fase suka membanting barang pribadi kalau lagi emosi. saya pernah membanting hape berkali-kali karena sms teman saya begitu menyakitkan, lalu beberapa saat kemudian hape itu saya ambil lagi dan saya bisa membalas sms teman saya itu dengan baik (I mean tanpa marah-marah). dan tiba-tiba perilaku ini menghilang, saya senang :).
belakangan ini saya suka banget menunjukkan perasaan saya via YM (sering banget nih, labil, trus ganti ganti status YM haha) atau lewat twitter (baru belakangan ini aja, sejak susah mengakses blog). diawal bikin twitter saya memang gak bertujuan untuk menjalin koneksi sama orang lain via sosmed itu. pengen follow akun yang menarik, selebihnya nge-twit untuk hal tadi aja. saya lebih senang menjalin hubungan di dunia nyata, atau via sms jadi lebih personal. beberapa waktu belakangan ini saya dapat pelajaran berharga yang membuat saya berfikir "jangan pernah lagi menuliskan kekesalan saya via twitter". 140 characters can't show  my true feelings. saya gak mau kejadian seseorang salah paham dengan apa yang saya lakukan. semoga 2 horrible phrase itu tertuliskan untuk yang pertama dan terakhir kalinya. setiap kali mengingat hal itu saya masih merinding, heu.
sedang kangen-kangennya sama rumah dan seisinya. perpindahan yang cepat dari S1 ke masa-masa koas, tanpa libur buat saya, rasanya membuat saya exhausted. mungkin juga karna melihat septi yang bisa pulang tiap minggu, jujur saya iri. mendengar lidya bilang kangen rumah, padahal dia baru pulang beberapa minggu yang lalu,  membuat saya ingin segera menutup telinga. berniat ngambil cuti 1 stase kecil dan pulang, tapi setelah difikir panjang, jadi ragu juga. setelah ngobrol juga sama vania saya memutuskan untuk gak usah saja. perjalanan saya di koas baru dimulai dan gak mudah untuk sampai dititik ini, Alhamdulillah, jadi rasanya sayang kalau saya menyerah diawal. Endurace. itu yang saya butuhkan.
"mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" . I'll do it. hanya Allah yang bisa menyelamatkan saya.
satu lagi, saya pengen nyari kerjaan nih. bisa satu hal sosial atau hal yang terkait dengan pendidikan. amanah yang ada saat ini tidak cukup untuk membuat saya merasa "bekerja". saya mencintai FULDFK, saya berusaha NM tiap minggu dengan KKIA, berhubungan dengan orang-orang,, tapi salah satu yang gak saya dapat disini adalah point mengerjakannya sendiri. sebesar apapun saya berusaha memahamkan dan mengingatkan mereka disana tapi kalau mereka gak ngerti atau gak gerak tetap saja hal itu gak akan jalan. itu cukup membuat saya geregetan. tapi itulah seninya. tetap FULDFK memenuhi porsi besar dalam keseharian saya, and I love it. DKM Asy Syifaa'? saya gak tau apakah ini  coincidence, semenjak Hakam pergi (dia ikut PDW), pembinaan juga jadi redup gini, heu. pernah merencanakan kumpul, waktu itu saya dan teh kiki nunggu di mesjid,, udah mau setengah 6 kami balik pulang, ketemu si akang di jalan, dia kayaknya ketiduran di mesko hehe  (patesan sms gak dibales" =.=). Jadi saya lagi nyari kegiatan yang benar-benar "memperkerjakan" saya, dari segi pemikiran dan fisik. (dan semoga di PDW hakam bertahan sampai akhir, berkah dan cepat balik ke pembinaan).
gak kerasa udah 7 minggu berlalu di IPD, minggu depan stase terakhir lalu sooca. saya gak mau ketika saya menyelesaikan pendidikan di IPD ilmu saya gak bertambah dan saya gak dapat apa-apa. saya takut. saya mau jadi dokter yang memberikan manfaat untuk orang sekitar terutama pasien saya. bukan seseorang yang menambahkan mudharat karena kebodohannya. saya akan berusaha keras. semoga Allah membantu saya. semangat :)

*alamat wordpress saya : ceriasepanjangmasa.wordpress.com